KOMITMEN KARIR, IMBALAN JASA, DAN IKLIM KERJA GURU PEMBIMBING DI SEKOLAH KOMITMEN KARIR, IMBALAN JASA, DAN IKLIM KERJA GURU PEMBIMBING DI SEKOLAH ~ Studying Health Sciences

Kamis, 17 November 2011

KOMITMEN KARIR, IMBALAN JASA, DAN IKLIM KERJA GURU PEMBIMBING DI SEKOLAH


Oleh : Laura F. N. Sudarnoto
FKIP Unika Atma Jaya
1.PENDAHULUAN
Penjaminan mutu [quality assurance) adalah cita-cita luhur yang harus dicapai oleh setiap institusi pendidikan, khususnya tercermin dari kualitas para lulusannya. Masyarakat akan dapat memberikan kepercayaan (public trust) pada lulusan program studi tertentu bila sudah ada bukti nyata bahwa profesi yang dilakukan para lulusan, tersebut memberikan layanan kepada masyarakat secara handal, bertanggungjawab, dan bernilai guna bagi masyarakat. Kualifikasi sumber daya manusia Bimbingan dan Konseling merupakan kebutuhan mendasar yang harus ditata, disiapkan, dan dibina secara profesional oleh ABKIN dan LPTK. Salah satu usaha memperoleh kepercayaan dari masyarakat dalam layanan Bimbingan dan Konseling adalah menentukan dan mencapai standardisasi profesi konseling.
Usaha untuk mencapai standardisasi profesi Konseling di Indonesia telah dilakukan dan terus akan direalisasikan, khususnya dimulai   dengan   peningkatan   kompetensi   konselor   dalam profesionalisasi konseling. Standardisasi profesi konseling tidak hanya ditujukan pada pendidikan prajabatan konselor tetapi juga pada peningkatan profesi dari petugas bimbingan yang sudah berkarya di sekolah. Sebelum merealisasikan standardisasi profesi konseling kiranya perlu ditelusuri dahulu bagaimana kondisi profesi konseling yang ada pada saat ini. Kondisi yang perlu dikaji lebih mendalam dapat ditinjau dari kondisi internal dan kondisi ekstemal yang dialami petugas bimbingan dalam menjalankan tugas sehari-hari di sekolah.
Sebutan atau nama petugas bimbingan di sekolah sampai saat ini berbeda-beda, antara lain guru BP, guru BK, konselor, guru pembimbing. Oleh karena belum ada kepastian yang jelas tentang sebutan ini maka dalam tulisan ini digunakan istilah guru pembimbing. Pada kenyataannya perbedaan bukan hanya pada sebutan tetapi juga pada kondisi internal dan kondisi ekstemal dari guru pembimbing yang berbeda-beda. Kondisi internal antara lain latar belakang pendidikan, motivasi, kepribadian, penguasaan kompetensi konseling, komitmen karir petugas pembimbing di sekolah. Kondisi ekstemal adalah kondisi pendukung dari lingkungan di sekolah, antara lain ikiim kerja (perhatian kepala sekolah, hubungan kerja dengan staf guru, kebijakan sekolah), imbalan jasa, sarana yang tersedia.
Kenyataan di sekolah ditemukan cukup banyak petugas bimbingan yang belum berperan melakukan profesi konseling sebagaimana diharapkan. Kinerja petugas bixnbingan umumnya jauh dari rnemenuhi standar kualitas. Kerja mereka umumnya bersifat rutin dan tidak Sedikit contoh layanan bantuan dilakukan berdasarkan akal sehat belaka atau miskonsepsi yang dampaknya dapat juga mengarah pada malpraktek. Keadaan ini periu dipikirkan bersama pula dalam usaha dan kegiatan standardisasi profesi konseling. Perhatian bukan hanya pada penyiapan pendidikan calon konselor di masa mendatang tetapi juga perhatian pada peningkatan kualitas profesi konseling bagi petugas bimbingan yang sudah lama berkarya di sekolah.
Tulisan ini menyajikan pembahasan berdasarkan hasil penelitian tentang keadaan guru pembimbing yang telah berkarya di beberapa sekolah swasta di Jakarta. Pembahasan karakteristik guru pembimbing meliputi usia, latar belakang pendidikan, lama kerja, ratio guru pembimbing dengan siswa- Kondisi internal guru ditelusuri melalui komitmen karir. Kondisi ekstemal guru ditelusuri melalui persepsi guru terhadap imbalan jasa yang diterima dan iklim kerja yang dialami di sekolah.

Categories: